Minggu, 05 Februari 2017

PUISI

Tumpek landep

Saniscara keliwon wuku landep
Kawastanin Tumpek landep
Landep urip  ipun siki
Siki wantah Sang Hyang Widi
Sang Hyang Widi sane meraga Sang Hyang  Pasupati

Om  Sang Hyang Pasupati
Om Brahma astra pasupati
Om wisnu astra pasupati
Om Siwa astra pasupati

Om Sang Hyang  Surya candra
Tumurun maring Sang Hyang Aji Saraswati
Tumurun maring SangHyang  gana
angurip pasupati maha sakti

Om Sang Hyang Pasupati
Angurip pangurip maha  suci
Angurip  panugrahan maha sakti
Om Pasupati petastra yanamah  swaha.

Om Sang Hyang Pasupati
Angurip tirta pasupati
Angurip rerajahan maha sakti
Om kedep sidhi mandi mantra suci.

Om shanti shanti shanti Om.

Tumpek landep
Napi sane landep
Landep wantah idep
Idep landep Dharma isep

Isep dharmaning agama
Agama dasar idep
Idep dharma,  becik wacana
Wacana becik dasar kayika

Kayika mekardi sane becik
Becik manut  indik
Indik tatwa, taler etika
Etika manut swadharma.

Swadharma dadi jadma
Jadma ring mercapada
Mercapada kali  yuga
Kali yuga utawi jaman kali

Jaman kali akeh sane iwang
Iwang ring Idep
Idep iwang wacika iwang
Wacika  iwang kayika iwang.

Iwang sami pada iwang
Iwang Tur lali
Lali ring tutur
Tutur Sang Hyang Dharma.

Senin, 02 Januari 2017

Bhagawadgita dalam Puisi.

BHAGAWADGITA
( dalam Puisi ).

Aum Bhagawadgita
Dengan nama Parta
Telah disadarkan oleh Bagawan Naryana sendiri
Yang disusun oleh Maha Rsi Vyasa
Dijaman dahulu kala
Dalam MAHABHARATA.

Oh Ibu pengapus inkarnasi
Telah melimpahkan percikan air suci
Amrita Adwita terdiri dari
Delapan belas bab.
Oh,Bhagawadgita Ibu pengasih
Kepadamu aku sujud memuja.

Sujud kepadaMu Oh Vyasa
Yg.memiliki budi pekerti tinggi
Dan pengelihatan suci
Bagaikan daun bunga teratai
Telah menyalakan pelita
Ilmu pengetahuan suci
Penuh dengan minyak Mahabharata.

Dhretarastra
Raja. Astinapura
Yang buta anak Rsi Vyasa
Dengan Ambika

Bak disambar petir
Dhretarasta gemetar
dihantui kecemasan
Resah gelisah
Merasa bersalah
Sebagai ayah
Yang selalu bermurah
Pada anaknya Duryodana si pemarah.

Dalam kegundahan jiwa
Yang tidak pernah bahagia
Tiba-tiba ada suara
Angin berdesing diantara
Dhretarastra dan Sanjaya

Muncul  sosok berkelebat
Melesat cepat menuju pejabat
Astinapura yg tak melihat
Karena tersesat

Berdirilah dihadapannya
Maha Rsi  Vyasa
Ayah Dhretarastra
Terucap  kata

Om Swastyastu ayahku
Amba anakmu
Telah lama menunggu
Hamba mengaku
Dihadapanmu
Hamba nista
Tak berdaya
Buta tatwa
Buta etika
Buta susila
Buta segala

Tapi hamba masih punya rasa dihati
Untuk mengormati
Pilihan Gandari
Matanya ditutupi

Ayah pasti memahami
Rasa sedih  di hati
Karena itu aku menyerah
Aku mengaku kalah

Aku tahu bagaimana
Gandari dan Duryodana
Dihasut sangkuni dengan tipudaya
Aku mengaku dosa.
Aku tak kuasa
Menolak  semua
Keinginan mereka
Karena sayang Duryodana

Sebenarnya aku
Kasihan pada ponakanku
Pandawa putra pandu
Sepanjang masa hidupnya pilu

Penuh derita
Sengsara merana
Melana mengembara
Ditengah hutan rimba

Karena sangkuni yang licik
Tipu daya yg membuat jijik
Jauh dari sifat satwik
Kekayaan Indraprasta dibidik

Mulai tragedi tirta kamandalu
Terbakarnya istana kardus
Hingga  harus hidup 12 tahun
Di hutan rimba

Hamba bersalah
Keluarga kuru bermasalah
Anaku sudahlah
Apapun keadaanmu adalah anugerah

Kalau saja ibumu dewi ambika
Tidak memejamkan mata
Saat melayani ayah
Maka tidaklah bermasalah

Inilah takdir Hyang Widhi
Inilah saatnya kau melangkahkan kaki
Menuju lintas batas yang tak terpagari
Siapapun boleh melintasi.

Bhagawadgita Ibu penghapus inkarnasi
Melimpahkan percikan air suci
Ibu pengasih,  Ohm Bhagawadgita
KepadaMu aku sujud memuja.

Ayahku apakah anakmu yang buta
Layak melintasi Bhagawadgita?
Anakku justru itu Bhagawadgita
Diperuntukkan bagi umat manusia

Umat manusia yang buta
Tamasika, ahangkara, murka
Pendusta, penista, adharma
Semua yang bertentangan dengan dharma.

Anakku ku berikan kau repoter pandangan mata
Untuk itu cucuku sanjaya
Kan ku beri mata siwa
Aji waskita
Agar bisa melihat langsung perang kurukshetra

Pejamkan matamu sanjaya
Aku akan membuka siwadwara
Memberimu mata ketiga
Yaitu mata siwa

Dengan lentikan yang lembut
Tangan Maha Rsi menyentuh dahi sanjaya
Ketika membuka mata
Sanjaya takjub kaget takdisangka

Ia melihat kurukshetra
Dari pendopo hastinapura
Pendawa dan korawa
Siap dalam perang Bharatayudha.

Sejauh mata memandang
Dilembah dua bukit
Padang kuru ribuan prajurit
Menyemut saling berimpit.....

Laskar korawa yang  gagah berani
Siap tempur menepi dibelahan kiri
Berbaris teratur tertata rapi
Membentuk formasi
Semua sayap terisi
Dan dipersenjatai.

Formasi pasukan gajah
dikomandoi Bisma yang gagah
Drona,Krippa,Karna,salya,
dursasana, Duryadana.
dan pasukan sayap berkuda
oleh seratus kurawa lainnya.

Disisi kanan pusukan pandawa
Yang gagah berani dengan formasi bajra
Suatu  strategi perang ciptaan Dewa Indra
disisi timur menghadap kebarat siap siaga
Mengadapi pasukan kurawa
Yang siaga disisi barat menghadap timur.

Gumuruh sorak sorai
Riuh rendah memenuhi
Kaki langit Astina Pura
Merah membara
Langit Satinapura
Menggetarkan dada

Dua gugusan pasukan yang membara
Meniupkan angin panas Kuruksetra
Berembus ganas, panas, membaja
Atmosfer kuruksetra.

Dalam suasana panas siap tempur
Arjuna diatas kereta Krisna sebagai kusir
Menarik tali kendali
Hentakan Drap kaki kuda melesat
Menuju ke tengah tengah kedua pasukan.

BHAGAWADGITA

I.  ARJUNA VISADHA YOGA

1. DRITARASTRA BERKATA :
     WAHAI SANJAYA
     DIMEDAN DHARMA KURUKSETRA
     PASUKANKU DAN PASUKAN PANDAWA
     SIAP TEMPUR SIAGA BERLAGA
      APAKAH YANG AKAN MEREKA.  
      LAKUKAN?

2.  SANJAYA BERKATA:
      OH BAGINDA,
      SETALAH MELIHAT PASUKAN
      PANDAWA SIAP BERTEMPUR
      DIMEDAN LAGA, RAJA DURYODANA
      MENDEKATI GURU BESAR DRONA,
       DAN BERSABDA DENGAN KATA-KATA:


3.    SAKSIKANLAH GURUKU
        PASUKAN PERKASA PUTRA PANDU
        DIPIMPIN PUTRA RAJA DRUPADA
        MURID GURU SENDIRI YG. BIJAKSANA
         WAHAI DANG ACARYA.

4.      INILAH PARA PAHLAWAN GAGAH
          PEMANAH PEMANAH TANGGUH
          SEHEBAT BIMA DAN ARJUNA,
           YUYUDANA, WIRATA, DAN DRUPADA
           SEMUANYA PANGLIMA PERKASA.

5. JUGA DRISTAKETU, CEKITANA,
    DAN RAJA NEGERI KASI YANG PERKASA
    PRAJURIT,KUNTIBOJA DAN SAIBIA,
    BANTENG  JANTAN MANUSIA.


6. JUGA YUDAMANIU YANG KEKAR
    UTTAMAUJA YANG GAGAH BERANI
    PUTRA PUTRA SUBADRADEWI
    DAN PUTRA PUTRA DRUPADI
    SEMUANYA PAHLAWAN BESAR.