AJARAN-AJARAN MPU KUTURAN YANG MENJADI DASAR DHARMA HINDU BALI.
Om Swastyastu .
Mpu Kuturan adalah seorang maha guru agama dan menganut paham Tri
Murti ( Brahma, Wisnu, dan Iswara atau Siwa ).Pada sekitar tahun 1005 masehi, datang langsung dari jawa menuju pulau Bali dan berlabuh di Teluk Padang,di daerah Karangasem,yang sekarang bernama Padangbai.Ditempat ini Mpu Kuturan mendirikan pasraman dan kini menjadi Pura yang bernama Pura Silayukti.
Mpu Kuturan menjadi Rsi Senopati Raja Bali jaman Sri Dharma Udayana Warma Dewa.
Sebagai seorang mahaguru agama dan Rsi Senopati,Mpu Kuturan mengajarkan :
- Silakarma dan pengetahuan makro kosmos dan mikro kosmos (buana
Agung dan Buana Alit/dunia besar dan dunia kecil) , termasuk
Ketuhanan,jiwatma manusia dan karma phala.
- Menggunakan Bahasa Bali untuk mantra-mantra di dalam melakukan
upacara keagamaan,sebagai pengganti bahasa Sansekerta.
- Mengajarkan membangun perhyangan-perhyangan dan pelinggih-peli-
gih ( banguinan suci ).
- Pada setiap desa yang telah tertib ( Rsi Markandya )dibangun
pura Kahyangan Tiga yakni :
- Pura Desa sebagai stana Hyang Brahma.
- Pura Puseh sebagai stana Hyang Wisnu dan
- Pura Dalem sebagai stana Hyang Iswara / Siwa.
- Yang bertanggungjawab sepenuhnya terhadap Kahyangan Tiga adalah
DESA ADAT PAKRAMAN,yang anggotanya adalah keseluruhan warga
desadesa adat setempat.
- Oleh Mpu Kuturan diangkat warga Pasek sebagai pelaksana pemeri-
tahan berdasarkan keagmaan, dan pemimpinnya disebut Bendesa.
- Mpu Kuturan mengharmoniskan dan menyatukan ke sembilan sekta
yang ada di Bali,yang kemudian semuanya terakomudasi didalam
Dharma Hindu Bali,seperti :
- Sekta Siwa Sidhanta,sekta Boddha atau Sogata dan sekta
Wesnawa,bersatu di dalam TRI SADHAKA, yakni :
- Padanda
- Padanda Boddha, dan
- Rsi Bujagga Wesnawa.
Yang masing-masing memiliki kewenangan sendiri-sendiri
seperti yang tercantum didalam lontar Ekapratama sebagai berikut:
" Sang Hyang Brahma Aji,maputra tetiga,panua Sang Siwa,pamadya Sang Boddha,pamitut Sang Bujagga.
Sang Siwa kapica Angninglayang amratista akasa.
Sang Boddha kapica Angnisara amratista pawana.
Sang Bujangga kapica Angni Sinararasa amratista sarwa prani.
Iti ngaran Sang Tri Buana katon ".
Artinya :
Sang Hyang Brahma berputra tiga,tertua Sang Siwa,kedua Sang Boddha,terkecil Sang Bujangga.
Sang Siwa dianugrahi Agninglayang,mensucikan akasa,Sang Boddha
dianugrahi Agnisara,mensucikan atmosftr,Sang Bujangga dianugrahi
Agni Sinararasa mensucikan sarwa prani.Ini dinamakan Sang Tri
Bhuwana katon. Disamping itu,pedanda Siwa memiliki lagi kewenangan yakni " sida de nira pengilangan letuhing atmaning wwang " Kewenangan ini adalah warisan dari Ida Sang atapa Ender
(Ida Pedanda Sakti Telaga ) yang telah menerima tiga macam penugrahan dari bhatari Durga Dewi ( Sastra Yama Tatwa ).
- Dengan adanya Sang Tri Bhuawa Katon,maka sekta Pasupata dan sekta Brahmana terlebur di dalam Dharma Hindu Bali.
- Sekta Batrawa lenyap dari Dharma Hindu Bali,karena ajarannya
bertentangan dengan UGAMA DHARMA HINDU BALI.
- Keyakinan sekta Sora,yang memuja surya,juga terakomodasi di
dalam Dharma Hindu Bali.
Pada setiap upacara yadnya selalu mendirikan sanggar Agung
atau sanggar surya.Juga dalam kramaning sembah,sembah yang
kedua ditujukan kepada Siwaraditya yang merupakan saksi per-
tama dan utama di jagat Raya ini.
- Sekta Rsi,Umat Dharma Hindu Bali mengenal Catur Asrama yaitu:
- Brahmacari
- Grahasta,
- Bhiksuka, dan
- Wanaprasta.
Setiap Umat Dharma Hindu Bali berhak dan berkewajiban untuk
melaksanakn bhisuka dengan jalan melaksanakan dwijati,dan ber
gelar Padanda,Rsi,Bhagawan,Dukuh atau Mpu.
Inilah keyakinan sekta Rsi yang terakomodasi di dalam Dharma Hindu Bali.
- Sekta Ganapatya terlebur di dala Dharma Hindu Bali dengan bukti
Masih dilaksanakannya caru Rsi Gana.
Masih memasang kober pada sangah cucuk di lebuh takala sebelum
pengereupukan pada sore hari.
- Setiap suatu pekarangan rumah harus ada sanggah kemulan,taksu,
dan tugu atau pengerurah yang umumnya disebut "sanggah atau
pemerajan ".
- Dalam melaksanakan upacara Mpu Kuturan hanya mempergunakan "
Asep menyan majagau " yakni :
- Tirta ( apah = ireng = wisnu )
- dupa atau dipa ( agni =teja = abang = Brahma), dan
- puspa segar yang harum ( akasa = panca warna = siwa =Iswara).
Asep menyan majagau inilah merupakan bebali.
Demikian ajaran-ajaran Mpu Kuturan yang menjadi dasar Dharma Hindu Bali, yang sampai sekarang masih dilaksanakan.
Om Santih, santih,santih Om.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar